"Uang Senapan" Uang Resimen I
Apa yang terpikirkan oleh kita bila melihat salah satu contoh Uang Resimen I di bawah ini? yang pertama tentu gambar Senapannya, maka tak salah Uang ini sering di sebut "Uang Senapan" oleh Penduduk Kutacane dan para Prajurit Resimen I pada tahun 1948 di Kutacane kala itu.
Lalu kita akan melihat 2 tanda tangan dibawahnya yaitu di kiri dan kanan.
Sebelah kiri ditandatangangi/disetujui oleh Patih Kutacane Saat itu yaitu Muda Sedang, dan sebelah kanan ditandatangani oleh Kepala Keuangan Resimen I Divisi X atau Divisi Sumatera yaitu Letnan Abdul Muluk Lubis, terakhir pensiun berpangkat Mayor Jenderal dengan jabatan sebagai Perwira Logistik Resimen IV.
yang menarik adalah mengenai Patih Kutacane saat itu yaitu Muda Sedang, nama beliau minim informasi atau kisahnya yang diangkat atau dipublikasikan.
Berbeda dengan Letnan Abdul Muluk Lubis maupun Letkol Djamin Ginting yang saat itu menjabat sebagai Komandan Resimen I dan pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal, yang namanya sudah banyak dikisahkan.
Baru-baru ini Museum Uang Sumatera mendapat hibah beberapa surat saham dari seseorang yang baik hati di Kota Medan, yaitu berupa "Surat Sero" dari "Pesindo Banking Cooporation" di Kutaradja, tanggal 1 April 1949, dan "Surat Sero" dari "Bank Keradjinan Pedjuang Kemerdekaan", yang berdiri tanggal 14 Oktober 1954 di Kota Medan, serta surat "Pindjaman Republik Indonesia" tahun 1950.
* Foto Koleksi Museum Sumatra
* Foto Koleksi Museum Sumatra
Hal menarik lainnya yaitu, Surat Sero atau Surat Saham tersebut atas nama "Muda Sedang", dengan dugaan sementara adalah setelah beliau tinggal di Kutaradja kemudian pensiun dan menetap di Kota Medan, dan surat-surat ini kemungkinan ditemukan oleh ahli waris atau keluarganya, dan berakhir di Museum Uang Sumatera.
Beberapa teman-teman Sejarawan, Pecinta Sejarah dan Pemerhati Sejarah sudah dimintakan pendapatnya tapi belum ada jawaban tentang Bapak "Muda Sedang" tersebut.
Banyak Sejarah yang dapat digali dari surat-surat Saham tersebut, baik mengenai Bapak Muda Sedang itu sendiri, maupun 2 Bank yang disebut diatas, yang berdiri di Kutaradja pada era Revolusi Kemerdekaan, serta yang berdiri di Kota Medan pada era setelah Revolusi Kemerdekaan, yang minim dengan sumber referensi, maupun Pinjaman Republik Indonesia itu sendiri.
Dikutip dari Fb Ruswita k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar